Selasa, 14 Oktober 2008

Analogi Rasa (Menunggu) - Puisi

Aku adalah perwujudan kuat dari metaforamu…
Fokus pikiranmu...
Akibat dari mutilasi cintamu...
Solusi amarahmu...
Cahaya dalam kegelapanmu...
Pelengkap harimu...

Di matamu, aku bisa menjadi apapun... siapapun...
Tuhan sekalipun...


Tapi, mengapa kau malah menjadi seseorang yang tak bisa kutunggu?
Tak bisa terjamah olehku?
Mengapa kau tak mengerti semua harap yang selama ini kuhaturkan?
Apakah semua ini merupakan akibat dari ilusi senyumanmu?

Bukan... bukan...
Ini nyata!
Inilah analogi rasaku yang tetap mencintaimu,
Inilah keharmonisan nada cinta yang pernah kau bisikkan ke seluruh indraku,

Tak apa, kau akan tetap kutunggu...
Selalu kutunggu, walau telah datang ajalku...

Tidak ada komentar: