Selasa, 26 Januari 2010

The Missing Man (Catatan Cover Belakang)

“Cinta adalah keegoisan, namun menunggu cinta jauh melampaui kesetiaan.”
~~~
Ketika bangun, dia bingung akan semuanya. Dia bingung ketika melihat apa yang tertangkap oleh indra penglihatannya. Bingung dengan semua pertanyaan yang tiba-tiba muncul begitu saja di pikirannya: Ada di mana dia sekarang? Mengapa banyak bekas cakaran di pakaiannya? Kenapa sinar matahari begitu menyilaukan penglihatannya? Parahnya lagi, muncul pertanyaan yang tak terduga; siapakah dirinya? Siapa dia sebenarnya?
~~~
Di pedalaman hutan Kalimantan, pria yang lupa asal-usulnya itu harus berusaha keras untuk bisa bertahan hidup dari segala terjangan kebuasan dan keganasan para penghuni rimba. ‘Yang terkuatlah, Yang menang’, itu merupakan hokum yang selalu dipegang teguh oleh setiap penghuni di belantara raya.

Semuanya harus patuh, tunduk pada hukum yang berlaku selama turun-temurun. Untuk bertahan hidup, dia harus menantang maut dari ancaman hewan buas hingga penyerangan suku primitif pemburu kepala.


Akhirnya, sebuah kebenaran mengungkapkan realita mengenai siapa dirinya yang sebenarnya. Namun, apakah dengan terungkapnya realita itu, semuanya dapat berakhir seperti yang telah diharapkan? Apakah bisa? Ya, ikuti saja petualangannya.

The Missing Man, sebuah novel petualangan yang menguras emosi, ketegangan melawan keganasan alam, diwarnai cinta yang dilematis, kesetiaan, bahkan sebuah ketulusan. Inilah perjuangan cinta yang menyentuh...

Tidak ada komentar: