Kamis, 14 Januari 2010

Kehancuran Kaumku

Penulis : Afandi M.
Gendre : Bebas


SAYA dianggap amoeba, diumpamakan parasit yang hidup di atas lahan yang punya sertifikat kuasa. Saya disamakan hama tatkala manusia ditempatkan bersama saya. Jujur saja, saya telah menetap lama di tempat ini. Turun-temurun keluarga saya tak berkesudahan, benarak pinak di tanah ini. Tawa bahagia, canda, mimpi, harapan, tangis, dan kesedihan telah tumpah ruah di daratan ini.

Dan sekarang, ketika mereka mengikutsertakan mesin-mesin penyebab kehancuran itu dan membabat sedikit demi sedikit jenis saya, tanpa ampun, tanpa belas kasihan--tangis itu makin menjadi-jadi. Tak ada lagi harapan, tawa, mimpi, dan canda. Tak ada lagi gunanya berdoa. Tak ada lagi gunanya menyembah dan memohon. Saya sudah melakukan ritual itu, mencoba semuanya, apa saja, tapi lihatlah hasilnya--bencana. Keporak-porandaan terhampar di hadapan saya. Suatu bangsa pecinta kedamaian hancur, digilas oleh kebiadaban. Dan kini, yang menunggu saya dan semua jenis saya hanyalah kegelapan. Sadarkah manusia-manusia itu kalau sesungguhnya, merekalah yang menjadi hama di dunia ini? Merekalah makhluk penghisap darah, teror, dan kehancuran itu sendiri.

Apakah manusia-manusia itu terlanjur pikun, hingga tak menyadari apa yang telah mereka lakukan. Apa yang telah mereka perbuat hanya demi kesejahteraan dunia?

Mana kuasa-Mu Tuhan! Perlihatkan! Tunjukkan! Aku mohon, jangan cuma membisu di singgasanamu sementara kami di sini berusaha, berjuang untuk hidup. Mana tanggung jawabmu?

Tolong, tolonglah, tunjukkan sedikit tanda bahwa Engkau memang benar-benar ada. Perlihatkan bahwa Engkau peduli dengan penderitaan kami. Peduli atas semua kehancuran yang diperbuat manusia.

Tidak ada komentar: